Minggu, 26 Februari 2017

LEBIH TAHU....!!!! Tidak hanya sebatas KEJANG. 1 dari 100 orang ternyata mengidap epilepsi! Apakah Anda orangnya??



Ternyata 1 dari 100 orang  atau 1 % orang pernah mengalami epilepsi. Memang penampakan umum dari epilepsi, biasanya kejang. Namun kondisi bengong setelah beberapa saat, kemudian beraktifitas kembali seperti biasa, tetapi tanpa sadar/ tidak ingat bahwa tadi dia sudah mengalami bengong/ tidak berpikir. Jangan-jangan itu, epilepsi!.

Epilepsi dapat menyerang siapapun (walaupun tidak punya riwayat sebelumnya/ riwayat keluarga), dan kapanpun (Sangat berbahaya jika Anda sedang berkendara, berenang, sedang makan karena bisa tersedak, atau terjun payung).

Bagaimana cara mengatasi epilepsi ini?? Tentunya dokter yang paling berkompeten dalam hal ini, adalah dokter Spesialis Saraf. Mari kita bahas secara sederhana tentang epilepsi ini. Orang awam sering menyebutnya dengan ayan.

*Apa Penyebab Epilepsi ??

♥ Penyebab Epilepsi bisa macam-macam. Kita bisa membaginya dalam 2 kategori:

1. Epilepsi primer: Penyebabnya tidak diketahui/ idiopatik. Kebanyakan pasien sudah pernah mengalami epilepsi semenjak kecil atau dari bayi dan anak-anak.

Kebanyakan penderita epilepsi termasuk epilepsi primer/idiopatik ini, yang penyebabnya tidak diketahui.

2. Epilepsi sekunder: Jenis epilepsi ini, penyebabnya bisa diketahui, misalnya:

Cedera parah di kepala

Tumor otak

Penyakit serebrovaskuler (misalnya stroke)

Penyakit infeksi otak (misalnya meningitis dan ensefalitis)

Pertumbuhan beberapa bagian otak yang tidak berjalan dengan baik

Kekurangan oksigen ketika dilahirkan (misalnya karena tercekik tali pusar)

Kadar gula darah atau natrium yang tidak normal

Kecanduan minuman beralkohol

Penyalahgunaan obat-obatan.

Epilepsi sekunder, misalnya: Pasien sebelumnya normal, tetapi mengalami kecelakaan sampai gegar otak/ koma. Setelah sadar, pasien menjadi sering kejang dan terdiagnosa epilepsi sekunder, dikarenakan sebab lain, yaitu cedera otak.

Adanya kerusakan pada struktur otak, misalnya akibat cedera. Adanya tumor otak, dan lain-lain, Dapat terdiagnosa dengan MRI scan.


MRI scan. Jenis pemeriksaan yang dilakukan dengan bantuan gelombang radio dan medan magnet guna menghasilkan gambar organ dalam tubuh secara terperinci.

*Sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh manusia, saat terkena epilepsi??

♥ Epilepsi timbul akibat letupan listrik di otak yang berlebihan, dan tidak terkontrol, sehingga menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia mulai dari:

Bengong sesaat,

kesemutan,

gangguan kesadaran,

pingsan

kejang-kejang dan atau kontraksi otot. Sekitar 60 persen. Sebagian besar manifestasi serangan epilepsi adalah kejang dan berulang.

Kebanyakan saat pasien mengalami epilepsi, dia tidak sadar. Tetapi ada juga tipe epilepsi yang pasiennya sadar saat mengalami epilepsi.


Kondisi gangguan sistem saraf di otak, akibat lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan berulang/reversible ini, dipengaruhi oleh berbagai macam hal:

Misalnya ibu hamil yang sedang sakit atau terkena infeksi (misalnya virus Zika), dapat berpengaruh pada pertumbuhan otak si janin, sehingga setelah lahir, si bayi mengalami epilepsi.
*Apa Bedanya Epilepsi dengan kejang demam yang biasanya terjadi pada anak-anak??

♥ Tidak semua kejang, didiagnosis sebagai epilepsi. Kejang demam tidak bisa didiagnosis sebagai epilepsi atau ayan.

Dokter baru bisa mendiagnosis bahwa itu epilepsi, jika:

Ada kejang dengan pola yang sama, 2 kali atau lebih (Jika baru sekali kejang, belum didagnosa sebagai epilepsi).
Hasil EEG (Elektronsefalogram) yang menunjukkan bahwa pasien mengalami epilepsi.
EEG merekam Aktifitas listrik yang berlebihan dari otak penderita epilepsi.
epilepsi-eeg-2

Electroencephalogram atau EEG. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pada impuls atau aktivitas elektrik di dalam otak yang mungkin menjadi penyebab terjadinya kejang.

Hal-hal yang dapat menjadi pemicu Epilepsi

Jika Anda merupakan penderita epilepsi, ada baiknya mengenali hal-hal yang dapat memicu kekambuhan epilepsi, agar Anda dapat melakukan pencegahan atau antisipasi.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat memicu terjadinya Epilepsi, di antaranya:

Lelah akibat kurang tidur

Sakit atau demam

Stres

Tidak mengonsumsi obat antiepilepsi secara teratur

Mengonsumsi obat yang mengganggu kinerja obat antiepilepsi

Mengonsumsi minuman beralkohol yang berlebihan

Penggunaan obat-obatan terlarang/ narkoba

Saat menstruasi/ haid/ datang bulan, yaitu ketika otak dipengaruhi oleh perubahan hormon-hormon pada masa tersebut

Lampu berkedip atau cahaya yang menyilaukan

Semua hal di atas dapat memicu epilepsi.

Ingat! Epilepsi tidak selalu bermanifestasi sebagai kejang. Walaupun memang sebagian besar/ 60 persen lebih penderita epilepsi mengalami kejang dan berulang.

Epilepsi dapat termanifestasi, seperti:

Bengong sesaat,

kesemutan,

gangguan kesadaran,

pingsan

kejang-kejang dan atau kontraksi otot. Sekitar 60 persen. Sebagian besar manifestasi serangan epilepsi adalah kejang dan berulang.

epilepsi-manifes

Sebelum terjadinya kekambuhan epilepsi, biasanya pasien atau penderita akan merasakan tidak enak atau seperti merasa penyakit epilepsinya akan kambuh. Kita sebut dengan “aura” dengan tanda dan gejala seperti gambar di bawah:

epilepsi-tanda-dan-gejala

Namun tidak selalu juga, jika muncul aura, pasti epilepsinya akan kambuh. Diperlukan kontrol obat yang terus-menerus untuk penderita epilepsi ini.

Karena sekali lagi, epilepsi tidak bisa disembuhkan, namun lebih tepatnya adalah  dapat dikontrol.

*Kapan Pengobatan Epilepsi dihentikan??

♥ Karena Epilepsi tidak bisa disembuhkan, TETAPI LEBIH TEPATNYA ADALAH BISA DIKONTROL. Maka kita baru bisa menghentikan pengobatan, apabila epilepsi, dan aura Epilepsi tidak kambuh selama 2 tahun.

Biasanya di periode itu, dokter Spesialis Saraf akan menurunkan obat anti epilepsi / antikonvulsan/ anti kejangnya secara bertahap. Pastikan juga dengan EEG untuk merekam aktifitas listrik di otak yang kembali normal.

Komplikasi Epilepsi

Epilepsi dapat menimbulkan komplikasi berupa status epileptikus. Status epileptikus merupakan kondisi ketika penderita epilepsi mengalami kejang selama lebih dari 5 menit atau serangkaian kejang pendek.

Biasanya penderita status epileptikus akan berada dalam keadaan yang tidak benar-benar sadar ketika serangkaian kejang pendek terjadi. Status epileptikus dapat menyebabkan kerusakan pada otak secara permanen, bahkan kematian.

Komplikasi lainnya adalah kematian mendadak.  Beberapa ahli mengemukakan bahwa hal tersebut berkaitan dengan kondisi jantung dan pernapasan penderita.

Epilepsi dan kehamilan

Epilepsi berbahaya bagi kehamilan. Kejang yang terjadi berpotensi membahayakan bayi yang sedang dikandung dan juga mengancam nyawa sang ibu. Beberapa jenis obat antiepilepsi pun ada yang berisiko membuat janin mengalami kecacatan.


Jadi jika Anda menderita epilepsi dan ingin hamil, jangan cemas. Rencanakan dan lakukanlah pemeriksaan kandungan dan kondisi Anda secara rutin ke dokter. Terutama dokter Spesialis Kandungan (OBS-Gyn),  dan dokter Spesialis Saraf.

Banyak wanita yang menderita epilepsi dapat menjalani kehamilan dengan normal dan melahirkan anak yang sehat.

Epilepsi sebisa mungkin harus dikontrol, dan dicegah. Berbahaya sekali jika saat serangan epilepsi terjadi, Anda sedang berkendara, berenang, sedang makan karena bisa tersedak, atau bahkan terjun payung.

Jenis Obat-obatan Obat Anti Epilepsi/ OAE yang Tersedia

Berikut ini adalah jenis-jenis OAE yang telah tersedia pada saat ini:

Phenobarbital
Phenytoin
Carbamazepine
Valproate
Topiramate
Tiagabine
Oxcarbazepine
Levetiracetam
Lamotrigine
Gabapentin
Harus Berkonsultasi dulu dengan dokter Spesialis Saraf, dan rajin kontrol.

Bedah Otak

Jika terapi dengan obat anti epilepsi tetap tidak dapat mengontrol kondisi penderita/ tidak mempan, maka terapi bedah otak dapat dijadikan alternatif. Bedah Otak ini dilakukan untuk mengangkat bagian otak yang menghasilkan kejang atau menstimulus terjadinya epilepsi.

Dokter paling kompeten dalam hal bedah otak ini, adalah dokter Spesialis Bedah Saraf.

Pertolongan Pertama Pada Epilepsi dengan manifestasi Kejang

Jangan panik apabila menemukan seseorang di sekitar Anda mengalami kejang.

Berikut ini adalah pertolongan pertama yang harus dilakukan bila seseorang di dekat Anda mengalami Epilepsi dengan manifestasi kejang:

Jangan takut, jangan panik, utamakan keselamatan dan bertindak tenang.
Pindahkan barang-barang berbahaya yang ada di dekat pasien.
Jangan pindahkan pasien kecuali berada dalam bahaya.
Longgarkan kerah kemeja atau ikat pinggang agar memudahkan pernafasan.
Jangan masukkan apapun ke mulut pasien, atau benda keras di antara gigi karena benda tersebut dapat melukai pasien.
Boleh berikan kain bersih dan lembut, untuk menghindari lidah pasien tergigit saat kejang.
Bila pasien muntah atau mengeluarkan banyak liur, miringkan kepala pasien ke salah satu sisi.
Observasi kondisi kejang. Perhatikan keadaan kesadaran, warna wajah, posisi mata, pergerakan keempat anggota gerak, dan suhu tubuh, waktu saat kejang mulai dan berakhir, serta lamanya kejang.
Tetap di samping pasien sampai keadaan pasien pulih sepenuhnya. Bila setelah kejang berakhir tidak ada keluhan atau kelemahan, maka pasien dapat dikatakan telah pulih.
Namun bila pasien mengalami sakit kepala, terlihat kosong atau mengantuk, biarkan pasien melanjutkan istirahatnya.
Jangan mencoba memberi stimulasi pada pasien jika keadaan pasien belum sepenuhnya sadar. Biarkan pasien kembali pulih dengan tenang.
Obat supositoria (obat yang pemakaiannya dengan cara memasukkan melalui rectum/ anus), misalnya Diazepam, dapat diberikan untuk menghentikan kejang.
kejang-2

Segera cari pertolongan medis/ rumah sakit bila:

Kejang berlangsung selama 2-3 menit
Kejang yang diikuti kejang berikutnya tanpa ada fase sadar diantaranya
Pasien terluka saat kejang
Terimakasih sudah membaca artikel tentang epilepsi ini sampai selesai. Pasti bermanfaat, boleh di share.


Epilepsi bukanlah penyakit menular. Jadi rangkul mereka, dan bantu mereka untuk mendapat terapi adekuat, sekaligus kontrol obat untuk mencegah kekambuhan. Terima kasih.


Oleh : dr. Michael Winarto
Back To Top