Anak merupakan karunia dari Tuhan yang selalu menjadi impian setiap pasangan suami-istri.
Bahkan orang zaman dulu mengatakan bahwa banyak anak banyak rezeki.
Namun saat ini bila hal itu tidak dibarengi dengan perhitungan yang matang, bisa jadi hal itu akan berdampak buruk, termasuk kesehatan si ibu.
Meminimalisir hal itu, seorang dokter mencoba memberikan informasi melalui akun Facebooknya, dr Yudhistya SpOG mengenai kasus plasenta akreta.
Begini tulisan lengkapnya:
KASUS: PLASENTA AKRETA
Plasenta normalnya lahir setelah bayi lahir.
Plasenta akreta terjadi saat plasenta tidak mau lahir. Tetap lengket dengan rahim. Setelah bayi lahir. Tidak bisa lepas.
Komplikasinya: perdarahan, kerusakan organ hingga kematian.
Terapinya: angkat rahim.
BAGAIMANA AGAR TIDAK PLASENTA AKRETA:
1. Jangan hamil banyak-banyak. Maksimal tiga kali. Termasuk kuret. Kuret dan sesar meningkatkan kejadian plasenta akreta.
2. Jangan hamil dekat-dekat. Jarak lebih 2 tahun.
3. Apalagi klo operasi/sesar. Kalau sudah pernah operasi sesar dua kali, besar kemungkinan plasenta akreta.
BAGAIMANA TANDANYA?
USG. Biasanya plasenta dibawah/menutupi jalan lahir. Menembus ke kandung kemih.
Kuncinya?
Jangan hamil banyak-banyak. Apalagi kalo riwayat cesar.
Hamil banyak-banyak bisa banyak masalah. Bisa atonia, perdarahan.
Sayangnya, informasi dan saran dokter tersebut ditanggapi kontradiktif oleh beberapa netizen.
Mereka mempertanyakan alasan dan ilmu si dokter sehingga melarang punya anak banyak-banyak.
"maaf pak dokter, muslim bukan? ilmu darimana dokter dapatkan melarang org hamil banyak2, dalam alquran jelas diperintahkan kita orang muslim untuk memperbanyak krturunan,ituberarti bpk menginfkari ucapan Allah. istighfar pak," tulis seorang netizen.
Komentar itupun sempat dibalas dr Yudhistya SpOG secara singkat; "Astaghfirullahaladzim"
Screenshot komentar itulah yang kemudian diunggah oleh salah satu pengguna Twitter hingga akhirnya kembali viral.
Banyak yang menyayangkan sikap dan pemikiran si ibu. Pertama karena si dokter hanya bermaksud memberikan informasi demi kebaikan ibu dan si buah hati, pun tak ada larangan yang diucapkan si dokter, melainkan hanya saran.
Berikut beberapa komentar netizen:
"Ini kan dokternya ngasih saran, saran bukan berarti melarang kan? Kalo memang sanggup dengan segala konsekuensinya, pihak medis juga pasti tetap membantu. Hanya saja, nantinya jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan, biasanya kan pihak medis yang disalahkan.
Kembali ke diri kita masing2, sanggup nggak punya anak banyak, punya anak kan nggak hanya sekedar hamil lalu melahirkan.
Kehidupan si anak juga harus kita persiapkan, dokter sekedar memberi saran bukan menekankan "tidak boleh"."
"kayanya bakalan sering yg kaya gini. Di FB aja sering liat orang ngeyelan kaya ginj"
"agama kl hanya ditelan mentah2 tanpa dibarengi pemahaman & kebijaksanaan malah jd blunder"
"elus dada dah.. moga2 ibu dan kel sehat selalu.."
Hmmm...bagaimana pendapat anda...?
Sumber : Tribbunews.com